Pengertian Vaksinasi
Vaksinasi
adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan
terhadap penyakit tersebut. Kata vaksinasi berasal dari bahasa Latin vacca yang berarti sapi. Diistilahkan
demikian karena vaksin pertama berasal dari virus yang menginfeksi sapi (cacar sapi).
Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi
Istilah vaksinasi dan imunisasi mungkin akrab di telinga
kita. Sejak SD kita mengenal istilah ini sebagai kegiatan yang berhubungan
dengan kekebalan penyakit, namun ternyata banyak yang belum paham perbedaan
antar keduanya, sebagian orang malah beranggapan kedua istilah ini memiliki
pengertian yang sama. Benarkah?
Dalam Bahasa Indonesia, penggunaan akhiran -isasi
bermakna proses, sehingga kata vaksinasi maupun imunisasi menunjukkan suatu
proses atau kegiatan.
·
Vaksin
adalah bakteri dan virus yang telah dilemahkan.
Jadi vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke tubuh manusia dengan tujuan untuk mendapatkan efek kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Jadi vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke tubuh manusia dengan tujuan untuk mendapatkan efek kekebalan terhadap penyakit tertentu.
·
Imun
merupakan istilah lain dari kekebalan tubuh.
Jadi imunisasi adalah proses untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Jadi imunisasi adalah proses untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Dari pengertian tersebut bisa
diketahui bahwa imunisasi merupakan istilah yang lebih umum untuk proses
kekebalan tubuh, sedangkan vaksinasi adalah proses imunisasi yang khusus
menggunakan vaksin saja. Artinya vaksinasi sudah adalah bagian dari imunisasi
sedangkan imunisasi belum tentu merupakan vaksinasi.
Ada proses lain yang bisa memberikan imunitas. Sebagai
contoh memberi ASI dan pemberian serum atau antibodi (antibodi).
Manfaat Vaksinasi
· Manfaat untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan
oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
· Manfaat untuk keluarga
Menghilangkan kecemasan dan biaya
pengobatan bila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua yakin
bahwa anak-anak akan menjalani masa anak-anak dengan aman.
· Manfaat untuk orang tua
Yang disebut orang tua adalah mereka
yang berusia di atas 55 tahun dimana kekebalan tubuhnya mulai menurun. Jadwal
vaksinasi dewasa dapat dimajukan, misalnya menjadi 40 tahun, jika orang tua
tersebut menderita diabetes atau penyakit lainnya yang menyebabkan kekebalan
tubuhnya menurun.
· Manfaat untuk negara
Memperbaiki tingkat kesehatan,
menciptakan bangsa yang kuat dan berakal sehat untuk melanjutkan pembangunan
negara.
· Manfaat untuk orang sekitar
Di lingkungan yang mayoritas telah
diimunisasi, maka mereka yang belum diimunisasi biasanya juga terhindar dari
penyakit yang sehubungan dengan imunisasi tersebut, karena memang di lingkungan
tersebut tidak ada orang yang terjangkit penyakit tersebut. Oleh karena itu
eradikasi atau menghilangkan sesuatu penyakit dari lingkungan tersebut,
misalnya Polio dilakukan tidak perlu mencapai 100 persen, jika yang diimunisasi
telah mencapai 90 persen, maka telah dianggap berhasil.
Cara Vaksinasi
Vaksinasi dapat dilakukan dengan beberapa cara,
ada yang diberikan secara suntikan ke otot (intramuscular), lapisan bawah kulit
(subkutan) maupun ada yang diberikan melalui tetesan cairan ke mulut (misalnya
vaksin polio dan kolera).
Jadwal Vaksinasi Balita
Kelima
vaksin di bawah ini tersedia gratis di Posyandu.
Jenis-Jenis
Vaksin dan Penyakit yang Diatasi
Kejadian – Kejadian Luar Biasa Akibat Tidak Divaksinasi
Berita 1:
MENKES TURUN KE SUMBAR : KLB Difteri Sudah Mengkhawatirkan
24 Februari 2015.
PADANG —
Yose dan Yuke — Guna mengantisipasi penyebaran difteri di Sumbar, Menteri
Kesehatan, Nila Djuwita Moeloek minta anak-anak di provinsi ini disuntik
imunisasi sampai tiga kali. Menteri tak mau korban berjatuhan. “Setidaknya,
harus tiga kali imunisasi. Nanti satu bulan lagi suntik sekali lagi. Enam bulan
lagi suntik lagi. Jadi tiga ini harus,” ujarnya saat melakukan kunjungan ke
Padang, Jumat (20/2) kemarin.
Pesan
itu disampaikan Nila terkait dengan difteri yang terjadi di Padang beberapa
waktu lalu dan saat ini mulai menyeberang ke Kota Solok. Menteri Kesehatan Nila
Moeloek mengimbau agar Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota untuk gencar
melakukan imunasasi kepada anak yang rentan terkena penyakit menular ini.
Menkes meminta, imunisasi ini agar disebarluaskan ke masyarakat bilamana
anaknya disuntik yang pertama dilanjutkan kedua dan ketiga. “Kalau ini tidak
dilakukan kita bisa rugi. Pertama kerugian anak tetap sakit, kedua obat mubazir.
Iya kalau selamat anak ini tak apa, tapi kalau terjadi sesuatu saya kira itu
yang tidak kita inginkan.” Ia melanjutkan, langkah ini dimaksudkan menghindari
anak-anak terinfeksi difteri. Karena satu terkena akan bisa mengkontaminasi
banyak anak lainnya. “Meski anak-anak kita tidak terinfeksi saat ini, bisa saja
menular dari anak-anak yang lain,”tegasnya.
Menkes
meminta masyarakat yang mendapat imunisasi dingingatkan kembali untuk kembali
ke posyandu atau ke tempat diberikan imunisasi kedua dan ketiga. Sementara itu,
Direktur Utama RSUP M Djamil, Ira Yanti di sela kunjungan Kemenkes mengatakan,
dari data RSUP M Djamil Januari sampai Februari yang positif difteri 4 orang.
Sedangkan yang masih dirawat ada 16 orang. “Total suspec difteri mencapai 24
orang, sedangkan yang masih dirawat ada 16, jadi 8 orang sudah pulang,”
terangnya. Hingga 19 Februari 2015 sebanyak 136.358 anak-anak berusia 2 bulan
hingga 15 tahun yang telah diberi imunisasi vaksin Difteri Pertusis Tetanus
(DPT) dan vitamin A oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang. Ditargetkan seluruh
target pemberian imunisasi tuntas pada Maret nanti.
Pemberian
imunisasi merupakan bentuk pencegahan terhadap penyebaran bakteri
Corynebacterium yang bisa menyebabkan penyakit difteri. Berdasarkan data
terakhir, 136.358 anak sudah diimunisasi, artinya sudah 54% dari seluruh target
yang berjumlah lebih kurang 240.000 anak.
Berita 2:
Tetapkan Jawa Timur Sebagai KLB Difteri
Dikutip
dari: http://dinkes.surabaya.go.id/portal/index.php/berita/tetapkan-jawa-timur-sebagai-klb-difteri/
Berita 3:
KLB CAMPAK DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU, PROVINSI MALUKU
27
September 2014
Pada
akhir Bulan Agustus 2014 terjadi KLB Campak di 3kecamatan di Kabupaten
Kepulauan Aru yaitu Kecamatan Pulau-Pulau Aru yang merupakan wilayah kerja
Puskesmas Dobo, Kecamatan Aru Selatan yang merupakan wilayah kerja Puskesmas
Popjetur dan Kecamatan Aru Selatan Utara yang merupakan wilayah kerja Puskesmas
Tabarfane.
Kasus
campak di wilyah kerja Puskesmas Dobo kecamatan Pulau-Pulau Aru telah mengalami
peningkatan selama 3 minggu berturut-turut sejak tanggal 19 Agustus s.d.
5 September 2014mencapai 73 kasus, kasus campak di wilayah kerja Puskesmas
Tabarfane Kecamatan Aru Selatan Utara bulan Agustus – September 2014 mencapai
19 kasus dan 1 kasus lagi ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Popjetur
Kecamatan Aru Selatan.
Rendahnya
cakupan imunisasi Campak di Kabupaten Aru Provinsi Maluku pada 2 tahun terakhir
(67% di tahun 2012 dan 68% di tahun 2013)merupakan salah satu faktor pendukung
terjadinya Kejdian Luar Biasa (KLB) Campak di Kabupaten tersebut. Kurangnya
akses ke pelayanan kesehatan akibat kondisi geografis dan jarak yang jauh,
status gizi balita yang buruk serta kebersihan lingkungan yang kurang juga
menjadi penyebab terjadinya KLB Campak.
Dinas
Kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru melakukan upaya-upaya penanggulangan KLB
Campak berupa penyelidikan epidemiologi, investigasi kasus, penatalaksanaan
kasus campak, merujuk pasien campak dengan bronkopnemonia ke RSUD Cendrawasih
Dobo, pemberian vitamin A, menempatkan petugas kesehatan di wilayah KLB,
melakukan upaya promosi kesehatan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), monitoring kasus-kasus baru dan meningkatkan sistem kewaspadaan dini.
Sampai
dengan saat ini permasalahan kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran
kesehatan setempat.
Tunggu apa lagi segera daftarkan diri anda di
ReplyDeleteROYALQQ.POKER
Jalan menuju kemenangan hanya ada di ROYALQQ.POKER