Welcome, dear fellows!

Welcome!
Feel free to surf the highlighted knowledge of biology.Wish you bunch of luck.
:)

Translate

Saturday, 7 March 2015

Mengenal Virus, Viroid, dan Prion

Mari kita sedikit mengenal tentang virus, bagaimana aktivitasnya, dan penyakit yang disebabkannya. Kita juga akan belajar mengenai viroid dan prion. Viroid adalah molekul kecil RNA infektif yang “telanjang” seperti yang dimiliki oleh virus. Prion merupakan partikel protein yang menyebabkan infeksi.

VIRUS
Pada tahun 1889, ahli mikrobiologi Belanda bernama Martinus Beijerinck mengemukakan konsep virus berdasarkan studinya terhadap penyakit mosaik tembakau (Tobacco Mosaic Disease). Seorang pemenang nobel, Sir Peter Medawar, mengemukakan perasaan para ahli mikrobiologi mengenai virus dalam pernyataanya, “A virus is a piece of bad news wrapped in a protein.” Virus adalah potongan berita buruk yang terbungkus dalam protein.

V i r u s
Virus memiliki untaian asam nukleat yang terbungkus mantel protein, membuatnya sulit untuk dihancurkan. Mikroorganisme membutuhkan DNA dan RNA untuk bereproduksi. Sebuah virus tidak dapat membuat faktor pembawa sifat tanpa adanya inang, karena virus memiliki DNA atau RNA, tetapi tidak keduanya.
Virus (bahasa Latin dari ‘racun”) merupakan parasit obligat intraseluler yang hanya dapat bereplikasi di dalam sel inang yang hidup. Sekali masuk ke dalam sel inang hidup, virus ikut campur dalam metabolisme sel inang, membuat virus sulit untuk dikontrol secara kimiawi. Kamu tidak dapat membunuh virus dengan antibiotik. Obat yang digunakan untuk menghancurkan kemampuan replikasi virus pada sel inang dapat terlalu beracun dan berakibat negatif, bahkan bisa mengakibatkan kematian sel inang tersebut.
Sebelum virus memasuki sel, partikel virus bebas disebut virion. Virion tidak dapat tumbuh atau membawa fungsi biosintetis atau biokimia karena virion bersifat inert secara metabolis. Virus bukan merupakan sel. Ukurannya bervariasi dari 20 nanometer (virus polio) sampai 300 nanometer (virus smallpox) dan tidak dapat diidentifikasi menggunakan mikroskop cahaya.
STRUKTUR VIRUS
Komponen utama virus adalah:
  • Inti asam nukleat: dapat berupa DNA atau RNA yang membawa informasi genetik (genome) virus. Genome RNA hanya dimiliki oleh virus.
  • Kapsid: merupakan mantel protein yang menyelubungi virus dan melindungi asam nukleat dari pengaruh lingkungan. Kapsid juga berperan dalam proses pengikatan virus kepada sel inang. Kapsid terdiri dari satu atau lebih protein unik untuk tiap jenis virus dan menentukan bentuk virus.
  • Dinding Luar: adalah lapisan terluar virus, berupa membran bilayer. Jika virus tidak memiliki dinding luar, maka disebut sebagai virus telanjang. Penyakit akibat virus telanjang misalnya chickenpox, penyakit ruam saraf, mononucleosis, dan herpes simplex. Faktor lingkungan yang dapat merusak dinding luar virus antara lain:
  • > Bertambahnya temperatur
    > Temperatur beku
    > pH di bawah 6 atau di atas 8
    > Larutan lipid
    > Beberapa disinfektan kimia (klorin, hidrogen peroksida, fenol)
VIROID
http://plantdepommedeterre.org/OLD/pages/maladies/img/virops1.jpg

Viroid penyebab "potato spindler tuber"
Pada tahun 1971, ahli patologi tumbuhan O. T. Diener menemukan partikel RNA infektif yang lebih kecil dari pada virus dan dapat menyebabkan peny
akit pada tumbuhan. Ia menamakannya viroid. Viroid menginfeksi tanaman kentang, menyebabkan umbi kentang menggelendong (spindle tuber disease).
Selain itu viroid juga dikenal menginfeksi chrysanthemum (sejenis tanaman bunga) dan menghambat pertumbuhan tanaman tersebut. Viroid juga menyebabkan kepucatan pada mentimun. Jutaan dolar hilang setiap tahun di ladang akibat aksi viroid.
Viroid mirip dengan virus, yaitu hanya mampu bereproduksi di dalam sel hidup sebagai partikel RNA. Akan tetapi, viroid berbeda dengan virus dimana setiap partikel RNA berisi RNA tunggal yang spesifik. Sebagai tambahan, viroid tidak mempunyai kapsid ataupun dinding luar.
PRION
Prion merupakan partikel infektif kecil yang berisi protein. Beberapa peneliti percaya bahwa prion berisi protein tanpa asam nukleat, karena prion terlalu kecil untuk menampung asam nukleat dan karena prion tidak dapat dirusak oleh agen pencerna asam nukleat.

Sketsa Prion
Penyakit karena prion yaitu transmissible spongiform encephalopathies (TSEs) merupakan penyakit neurologis yang progresif, berakibat fatal pada manusia dan hewan. Para peneliti percaya prion adalah penyebab penyakit Creutzfeldt-Jakob. Penyakit tersebut tergolong penyakit neurologis yang menyebabkan dementia progresif, pertama kali diobservasi oleh Hans Gerhard Creutzfeldt dan Alfon Maria Jakob pada tahun 1920. Pada tahun 1976, Carlton Gajdusek memenangkan hadiah Nobel atas kerjanya meneliti TSE Kuru. Penyakit Kuru memiliki karakteristik gangguan keseimbangan (ataxia incapacitation) yang progresif dan berakhir dengan kematian.
Pada tahun 1982, ahli neurobiologi Stanley Prusiner mengajukan pendapat tentang protein yang menyebabkan penyakit neurologis Scrapie, yang merupakan peristiwa degenerasi neural pada domba. Prusiner menamakan protein infektif ini prion. Prion juga menyebabkan penyakit neurologis lainnya seperti Kuru dan sindrom Gertsmann-Strausler-Sheinker.
Sampai saat ini para ilmuwan masih melakukan penelitian tentang prion untuk mempelajari asal mula prion dan bagaimana prion bereplikasi dan dapat menyebabkan penyakit.

Betsy, 2007. Microbiology Demystified, A Self-Teaching Guide. New York: McGraw-Hill

No comments:

Post a Comment