Pada faktanya, Fakultas Kedokteran — khususnya Jurusan Pendidikan
Dokter– memang selalu menjadi primadona di setiap universitas negeri
maupun swasta di Indonesia. Para calon mahasiswa berbondong-bondong
mendaftarkan dirinya ke Jurusan Pendidikan Dokter dengan beragam alasan :
karena memang ingin jadi dokter, biar keren, asal aja karena bingung
mau masuk jurusan apa, dan disuruh orang tua (ini banyak!).
Ada beragam alasan yang jadi motif para calon mahasiswa untuk mendaftar ke Fakultas Kedokteran, tapi sayangnya masih banyak yang memilih untuk kuliah di jurusan ini tanpa memikirkan tentang proses-proses yang akan dihadapi selama menuntut ilmu di sini.
Nah, jika kamu adalah salah satu orang yang berniat untuk kuliah di Jurusan Pendidikan Dokter, berikut ini adalah beberapa informasi yang bisa menambah wawasanmu tentang jurusan yang termasuk favorit ini. Seperti apa sih proses pendidikan demi mendapatkan titel “Dokter” itu?
Fakta satu ini berlaku khususnya untuk universitas swasta, tetapi perlu diketahui apabila masuk FK di universitas negeri dengan jalur mandiri pun biayanya hampir sama hanya beda tipis.
Namun jika kamu bisa lolos seleksi melalui jalur SBMPTN, biaya untuk masuk di Fakultas Kedokteran masih terjangkau, tetapi ini juga tergantung pada kebijakan tiap-tiap universitas. Bukan cuma soal biaya saja, perkara persaingan masuk ke FK juga bukan perkara mudah. Saingannya bok….liat aja udah mules.
Tetapi bukan berarti masuk Fakultas Kedokteran di universitas swasta itu mudah dan cuma modal uang aja, lho! Masuk Fakultas Kedokteran swastapun harus menjalani rentetan tes yang nggak gampang. Terbukti banyak calon mahasiswa yang harus tes berkali-kali di FK swasta dan baru bisa keterima. So, adik-adik persiapkanlah dirimu sungguh-sungguh ya!
Jika sudah dinyatakan diterima sebagai mahasiswa FK negeri ataupun
swasta, SELAMAT! Sesungguhnya perjuangan kalian barulah dimulai. Selama
berkuliah di FK setiap hari kalian akan dituntut untuk belajar dan
ditemani dengan berbagai buku-buku dengan ketebalan yang berbeda-beda.
Mulai bersahabatlah dengan tumpukan buku-bukumu, karena merekalah yang akan membantumu untuk bisa melewati berbagai tantangan maupun rintangan selama menjadi mahasiswa Kedokteran!
Fakultas Kedokteran menggunakan sistem blok, jadi tidak ada yang
namanya pengisian KRS seperti di fakultas-fakultas lain, karena mata
kuliah yang akan kita ambil semua sudah ditentukan pihak kampus. Di dalam 1 blok terdapat bermacam-macam mata kuliah, dengan segala praktikum, tuga,s dan ujian yang berbeda-beda.
1 blok biasanya ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 bulan, dan bisa 7 kali atau bahkan lebih ujian yang harus dijalani, dari mulai ujian praktikum, skills lab, ujian blok, dan belum lagi nanti ada presentasi dan lain-lain. Dan ini akan terus dihadapin sampe nanti sudah jadi dokter!
PBL adalah diskusi terarah, kita belajar bersama dengan kelompok
kecil dan juga didampingi oleh tutor pembimbing yang akan mengarahkan
kita. Di PBL kita akan membahas kasus-kasus yang sering dijumpai di
dalam dunia kedokteran.
Sebelum menghadapi PBL, pastinya otak kita harus sudah terisi dulu, karena jika disaat diskusi berlangsung kita hanya diam saja, tutor akan memberi nilai kurang. Setelah kita kupas kasus itu dari segala aspeknya, pertemuan selanjutnya kita diberi tugas untuk membuat makalah lalu mempresentasikannya.
PBL ini akan diakhiri dengan pleno. Dimana pada pleno 1, angkatan berkumpul dan jika kita kurang beruntung, kita harus mempresentasikan materi berdasarkan kasus yang kelompok kita bahas di hadapan para dosen pakar, moderator, dan juga teman 1 angkatan. Presentan akan dipilih secara acak oleh moderator, jadi untuk berjaga-jaga sebelum pleno pun kita harus BELAJAR (lagi, lagi, dan lagi),
Di SL ini kamu akan belajar tentang ketrampilan-ketrampilan untuk
menjadi seorang dokter, dan disaat ujian kita berpura-pura sudah menjadi
dokter.
Jadi, nanti diujiannya ada dokter dan pasien simulasi yang datang dengan keluhan-keluhan, lalu kita harus beraksi entah cek tekanan darahnya atau mungkin harus ada yang dicek dengan cara diinspeksi (lihat), palpasi(sentuh), perkusi (ketuk), auskultasi (dengar), lalu nanti diakhir kamu juga harus memberikan resep obat kepada pasien. Semua ini dilakukan dengan waktu yang sangat minim, waktu yang minim ini melatih kita untuk menjadi dokter yang sigap!
Lalu,ketrampilan-ketrampilan seperti sirkumsisi(sunat), antropometri, dan lainnya juga kita pelajari di SL ini. Dan untuk ujian SL, kamu nggak boleh nggak belajar, kamu benar-benar harus BELAJAR!
Ujian OSCE ini adalah kumpulan dari semua ujian SL yang sudah
dipelajari selama beberapa semester. Prinsipnya sama dengan ujian SL,
tetapi jika ujian SL kita hanya mempelajari 1 kasus yang memang sedang
kita pelajari di blok tersebut, dalam ujian OSCE kita tidak tahu kasus
apa yang akan diuji, jadi mau tidak mau kita harus kerja lebih ektra lagi untuk mempelajari semuanya!
Patinya kamu nggak boleh males untuk BELAJAR! Kenapa harus serius dan benar-benar belajar, karena kalau tidak lulus, kamu harus ngulang lagi, bayar SPP lagi, keluar uang lagi!
.
Jika sudah lulus menjadi Sarjana Kedokteran (S.Ked) yang biasa
ditempuh paling cepat 3,5 tahun, mahasiswa kedokteran harus mengikuti
KOAS di rumah sakit dengan berbagai stase.
Contoh stase yakni anak, kulit kelamin, mata, penyakit dalam, dan lain-lain. Setiap stasenya ada ujian, presentasi, dan lain-lainnya juga, yang pastinya kamu juga masih harus belajar juga setiap harinya. Oh iya, konon katanya di KOAS ini banyak mahasiswa yang menemukan pasangannya, lho!
Selesai mengikuti KOAS selama 1,5 tahun (kalau lancar dan tidak ada
halangan), mahasiswa Fakultas Kedokteran masih harus menghadapi Ujian
Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang akan menentukan kelulusan dan
kelayakannya untuk menjadi dokter. UKDI ini semacam UAN, dan pastinya
harus BELAJAR BANGET!
Setelah lulus UKDI, seorang dokter juga masih wajib untuk mengikuti internship selama satu tahun, barulah kemudian bisa mendapatkan Surat Izin Praktik (SIP). SIP ini digunakan sebagai bukti bahwa kamu sudah layak dan bisa membuka praktik secara resmi untuk mengobati para pasien.
Oh iya, walau sibuk dengan kuliah, anak FK juga tetap harus bersosialisasi. Bergabung dengan kegiatan sosial guna mengasah jiwa empati, sehingga nanti kita bisa menjadi dokter yang memiliki rasa empati yang tinggi.
Semangatlah calon mahasiswa kedokteran, semangat calon teman sejawat! Jika memang cita-cita kalian untuk menjadi seorang dokter kejar dan berusahalah! Jangan khawatirkan tugas, ujian dan apapun rintangannya, kalian pasti akan mampu melewatinya!
Daftar Pustaka
Kontribusi dari | Jan 22, 2015
Ada beragam alasan yang jadi motif para calon mahasiswa untuk mendaftar ke Fakultas Kedokteran, tapi sayangnya masih banyak yang memilih untuk kuliah di jurusan ini tanpa memikirkan tentang proses-proses yang akan dihadapi selama menuntut ilmu di sini.
Nah, jika kamu adalah salah satu orang yang berniat untuk kuliah di Jurusan Pendidikan Dokter, berikut ini adalah beberapa informasi yang bisa menambah wawasanmu tentang jurusan yang termasuk favorit ini. Seperti apa sih proses pendidikan demi mendapatkan titel “Dokter” itu?
1. Masuk FK itu kombo susahnya. Biayanya mahal, kamu yang punya niat besar pun harus siap gagal
Fakta yang satu ini sepertinya sudah diketahui oleh masyarakat luas. Ya, orang tua harus menyediakan uang ratusan juta rupiah untuk menyekolahkan anak tersayangnya di Fakultas Kedokteran dengan harapan akan anaknya bisa lulus menjadi seorang dokter.Fakta satu ini berlaku khususnya untuk universitas swasta, tetapi perlu diketahui apabila masuk FK di universitas negeri dengan jalur mandiri pun biayanya hampir sama hanya beda tipis.
Namun jika kamu bisa lolos seleksi melalui jalur SBMPTN, biaya untuk masuk di Fakultas Kedokteran masih terjangkau, tetapi ini juga tergantung pada kebijakan tiap-tiap universitas. Bukan cuma soal biaya saja, perkara persaingan masuk ke FK juga bukan perkara mudah. Saingannya bok….liat aja udah mules.
2. Demi bisa menyandang status mahasiswa Fakultas Kedokteran kamu harus siap bersaing dengan ratusan dan bahkan ribuan orang dari seluruh Indonesia
Hampir di semua universitas di Indonesia, Fakultas Kedokteran selalu masuk ke dalam 10 besar jurusan yang paling diminati. Udah pasti jumlah pendaftarnyapun bejibun. Terutama untuk Fakultas Kedokterna di universitas negeri, bersiaplah untuk bersaing dengan ribuan orang lainnya!Tetapi bukan berarti masuk Fakultas Kedokteran di universitas swasta itu mudah dan cuma modal uang aja, lho! Masuk Fakultas Kedokteran swastapun harus menjalani rentetan tes yang nggak gampang. Terbukti banyak calon mahasiswa yang harus tes berkali-kali di FK swasta dan baru bisa keterima. So, adik-adik persiapkanlah dirimu sungguh-sungguh ya!
3. Kesenangan setelah berhasil diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Dokter hanya bertahan sementara. Setelahnya ucapkan selamat datang pada kehidupan mahasiswa FK yang sesungguhnya
Selamat datang di dunia Kedokteran. via candidafkhub.blogspot.com
Mulai bersahabatlah dengan tumpukan buku-bukumu, karena merekalah yang akan membantumu untuk bisa melewati berbagai tantangan maupun rintangan selama menjadi mahasiswa Kedokteran!
Sudah diterima, kemudian bisa hidup dengan bahagia? Oh…tidak begitu ceritanya….
4. Berbeda dengan fakultas-fakultas lain pada umumnya yang menggunakan sistem KRS, di Fakutas Kedokteran menggunakan sistem BLOK.
Sistem blok via fk.unand.ac.id
1 blok biasanya ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 bulan, dan bisa 7 kali atau bahkan lebih ujian yang harus dijalani, dari mulai ujian praktikum, skills lab, ujian blok, dan belum lagi nanti ada presentasi dan lain-lain. Dan ini akan terus dihadapin sampe nanti sudah jadi dokter!
5. Model belajar Program Based Learning (PBL) membuatmu tidak bisa berleha-leha. Malas belajar sedikit, siap-siap saja mati kutu di depan teman satu kelompok
Model pembelajaran menggunakan PBL via elearning.yarsi.ac.id
Sebelum menghadapi PBL, pastinya otak kita harus sudah terisi dulu, karena jika disaat diskusi berlangsung kita hanya diam saja, tutor akan memberi nilai kurang. Setelah kita kupas kasus itu dari segala aspeknya, pertemuan selanjutnya kita diberi tugas untuk membuat makalah lalu mempresentasikannya.
PBL ini akan diakhiri dengan pleno. Dimana pada pleno 1, angkatan berkumpul dan jika kita kurang beruntung, kita harus mempresentasikan materi berdasarkan kasus yang kelompok kita bahas di hadapan para dosen pakar, moderator, dan juga teman 1 angkatan. Presentan akan dipilih secara acak oleh moderator, jadi untuk berjaga-jaga sebelum pleno pun kita harus BELAJAR (lagi, lagi, dan lagi),
6. Dalam Skills Lab (SL), kamu akan belajar dan berakting menjadi seorang dokter yang sesungguhnya.
pura-pura jadi dokter yang sesungguhnya via fk.unand.ac.id
Jadi, nanti diujiannya ada dokter dan pasien simulasi yang datang dengan keluhan-keluhan, lalu kita harus beraksi entah cek tekanan darahnya atau mungkin harus ada yang dicek dengan cara diinspeksi (lihat), palpasi(sentuh), perkusi (ketuk), auskultasi (dengar), lalu nanti diakhir kamu juga harus memberikan resep obat kepada pasien. Semua ini dilakukan dengan waktu yang sangat minim, waktu yang minim ini melatih kita untuk menjadi dokter yang sigap!
Lalu,ketrampilan-ketrampilan seperti sirkumsisi(sunat), antropometri, dan lainnya juga kita pelajari di SL ini. Dan untuk ujian SL, kamu nggak boleh nggak belajar, kamu benar-benar harus BELAJAR!
7. Setelah melewati ujian SL, kamu akan menghadapi yang namanya Objective Structure Clinical Examination (OSCE).
Ujian OSCE via www.unpad.ac.id
Patinya kamu nggak boleh males untuk BELAJAR! Kenapa harus serius dan benar-benar belajar, karena kalau tidak lulus, kamu harus ngulang lagi, bayar SPP lagi, keluar uang lagi!
8. Setelah kamu berhasil lulus jadi dokter muda, kamu masih harus melanjutkan perjalananmu untuk menjadi dokter yang sesungguhnya melalui KOAS!
KOAS dulu baru sah jadi dokter! via fk.unand.ac.id
Contoh stase yakni anak, kulit kelamin, mata, penyakit dalam, dan lain-lain. Setiap stasenya ada ujian, presentasi, dan lain-lainnya juga, yang pastinya kamu juga masih harus belajar juga setiap harinya. Oh iya, konon katanya di KOAS ini banyak mahasiswa yang menemukan pasangannya, lho!
9. Setelah lulus jadi dokter pun perjuangan belum berhenti. Kamu masih harus berhadapan dengan Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)!
Ujian Kompetensi Dokter Indonesia via ndinandina.wordpress.com
Setelah lulus UKDI, seorang dokter juga masih wajib untuk mengikuti internship selama satu tahun, barulah kemudian bisa mendapatkan Surat Izin Praktik (SIP). SIP ini digunakan sebagai bukti bahwa kamu sudah layak dan bisa membuka praktik secara resmi untuk mengobati para pasien.
Oh iya, walau sibuk dengan kuliah, anak FK juga tetap harus bersosialisasi. Bergabung dengan kegiatan sosial guna mengasah jiwa empati, sehingga nanti kita bisa menjadi dokter yang memiliki rasa empati yang tinggi.
Semangatlah calon mahasiswa kedokteran, semangat calon teman sejawat! Jika memang cita-cita kalian untuk menjadi seorang dokter kejar dan berusahalah! Jangan khawatirkan tugas, ujian dan apapun rintangannya, kalian pasti akan mampu melewatinya!
Daftar Pustaka
Kontribusi dari | Jan 22, 2015